Sabtu, 06 September 2014

Bagaimana Memulai Hidup Baru?

Jelas tersirat makna dan urgensi memulai kehidupan yg selalu baru dengan semangat yang baru pula. Untuk itu Ada banyak pilihan, sebab dan alasan mengapa setiap orang harus memulai harinya dengan semangat yang baru. Demikian pula hari selanjutnya, semangatnya selalu terbarukan. Mari mulai hari ini dengan semangat baru!

1. Singkirkan rasa penangguhan
Yang saya maksud dengan penangguhan adalah sikap hidup menunda kebaikan bagi dirinya sendiri bahkan untuk orang disekitarnya. Sikap menunda biasanya timbul karena dominasi rasa menyerah pada keadaan yang ada di sekitarnya, jika anda menyangka akan datang suatu kekuatan bantuan dengan berjalannya waktu, bagaikan air mengalir. Sesungguhnya sikap tersebut hanya akan melahirkan rasa malas, tidak bergairah akibatnya akan melahirkan keputus asaan.
Karena itu singkirkan rasa penangguhan dalam keadaan sadar. Jalani hidup anda dengan rasa optimisme, tekap yang kuat, tidak tunduk pada buruknya keadaan serta tidak dapat dikendalikan olehnya.
Kuasai diri dan waktu anda agar anda bisa bergerak bebas dalam menghadapi segala parkara yang tidak anda inginkan. Dengan begitu anda bisa mengusai apapun di sekitar anda serta mengambil manfaat -sekalipun buruk situasinya-  dari lingkungan anda.

2. Hiduplah pada hari ini
Kesalahan manusia adalah membebani masa sekarang dengan beban masa depan yang panjang. Terbebani karena angan angan kosong yang melintas jauh dalam garis yang tiada ujung akibatnya secepat itu pula beralih menjadi suatu kecemasan yang selalu merongrong hidupnya

Adalah kata bijak dari Thomas Carlyle : “Kepentingan utama kita bukanlah untuk apa yang terletak samar-samar di kejauhan, tetapi untuk mengerjakan apa yang jelas berada di tangan”.

Hidup pada hari ini juga ternyata telah Rasulullah SAW sampaikan jauh sebelum sang bijak menemukan kalimatnya di atas :
“Barangsiapa memasuki waktu pagi dengan perasaan aman dalam hatinya, sehat badannya, mempunyai makanan untuk hari itu, makaseakan-akan dunia dengan segala isinya digiring kearahnya”. (H.R. al turmudzi)

Mari kita hidup pada hari ini dengan penuh kesadaran!

3. Memulai hari dengan Do’a

Seorang Dale Carnegie pernah menulis bahwa Doktor Osler telah menghimbau para mahasiswa di Yale University untuk memulai hari ini dengan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa : “Berilah Kami Rezeki pada Hari Ini”.
Mengapa hari ini? Pasti pertanyaan tersebut muncul karena bagaimana dengan hari esok?
Jika kita mempelajari perjalanan hidup Rasulullah SAW, maka akan membawa kita untuk membenarkan metoda ini, yaitu membagi kehidupan dan menghadapi setiap bagian daripadanya dengan jiwa yang utuh dan tekad yang baru.
Ketika menyambut pagi, beliau mengucapkan : “ kami memasuki pagi dan kerajaan telah menjadi milik Allah. Segala pujian hanya untuk Allah. Tidak ada sesuatu bagiNya. Tiada tuhan selain Dia dan kepadaNya lah kami kembali”. (HR. Al turmudzi)
Demikian pula ketika memasuki sore, beliau pun mengucapkan itu. Kadang-kadang berdo’a : “ Ya Allah, aku telah memasuki pagi ini dengan nikmat, kesehatan dan perlindungan dari Mu. Maka sempurnakanlah bagiku nikmat, kesehatan dan perlindungan Mu itu di dunia dan di akhirat!” (HR. Abu daud)


Demikian beberapa tips agar kita dapat memulai hidup baru pada hari ini dengan aman, tentram dan produktif. 

Sabtu, 02 Agustus 2014

Berjiwa Besar

Setiap Manusia pasti mengalami kegamangan (atau galau) dalam menjalani hidupnya. Gamang karena menghadapi dua atau lebih pilihan (kalau cuma 1, bukan pilihan) yang menghadang dalam kehidupannya. Apalagi, jika dihadapkan pada pilihan benar dan salah. karena dihadapkan pada pilihan yang mendasar tersebut, seseorang menjadi galau memilih sikap dalam hidupnya.

Seharusnya sikap galau bisa di halau sekuat tenaga dengan sikap memilih 'jalan' yang paling tepat pada situasinya. Pilihan seseorang yang paling tepat untuk dirinya, keluarganya, agamanya dan tetangganya akan mengantarkan seseorang pada kehidupan yang lebih bermakna.

Berikut tips menjalani kehidupan, agar hidup kita tepat menjalani kehidupan :


  1. Beranilah mengakui kesalahan yang Anda perbuat. Hanya orang yang berjiwa kerdil yang suka menyembunyikan kesalahannya dan suka mencari kambing hitam.
  2. Beranilah mengakui kesalahan, kelemahan dan keterbatasan Anda. Semuanya itu tidak mencerminkan sikap rendah diri, tapi justru menunjukkan sikap yang sportif.
  3. Belajarlah untuk memaafkan kesalahan orang lain. Hanya orang yang berjiwa besar yang bisa memaafkan, orang yang lemah cenderung mudah membenci dan menyimpan kesalahan orang lain.
  4. Belajarlah untuk bersikap rendah hati. Hindari kebiasaan menyombongkan diri atas Prestasi atau Keunggulan apapun yang Anda miliki. Kesombongan biasanya mencerminkan harga diri yang rendah, sedangkan rendah hati menunjukkan harga diri yang tinggi dari orang yang berjiwa besar.
  5. Beranilah bertanggungjawab atas apapun yang telah Anda katakan dan lakukan. Orang-orang yang berjiwa pengecut biasanya tidak berani bertanggungjawab, bahkan sering melemparkan tanggungjawab  kepada orang lain.
  6. Tingkatkan terus rasa percaya diri Anda. Hindari kebiasaan membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Mereka mungkin lebih hebat dan lebih berbobot, tapi itu bukan ukuran untuk menilai diri anda tidak berarti.
  7. Berusahalah untuk tetap bersikap tenang dalam situasi dan kondisi yang buruk. Hindari mengambil keputusan penting ketika pikiran dan perasaan Anda sedang tidak menentu, apalagi dalam keadaan emosional.
  8. Biasakanlah diri Anda untuk tidak takut mengambil resiko. Tempat yang aman dan kondisi yang nyaman bisa menciptakan status quo dan tidak baik bagi perkembangan jiwa Anda.
  9. Beranilah untuk mengambil kegagalan, karena kegagalan memberikan banyak sekali pelajaran yang berharga. Orang-orang berjiwa besar biasanya dibesarkan oleh kegagalan, tapi sebaliknya orang-orang berjiwa kerdil umumnya dilumpuhkan oleh kegagalan.
  10. Bersikaplah optimis, pandanglah masa depan dengan penuh harapan. Belajarlah melihat hambatan sebagai tantangan untuk ditaklukkan dan masalah sebagai kesempatan untuk memperkuat karakter.
  1. Bersikaplah tegas dalam membela hak-hak Anda. Jangan takut pada penolakan dan jangan alergi pada perbedaan. Jangan berusaha untuk menyenangkan semua orang dengan mengorbankan harga diri Anda. Jangan merasa terganggu oleh sikap pro atau kontra selama Anda berdiri pada prinsip yang benar.
  2. Belajarlah untuk melihat perasaan secara proporsional. Hindari kebiasaan membesar-besarkan masalah kecil. Jangan biarkan diri anda dipusingkan dengan urusan-urusan sepele. Don’t sweat the small stuff.
  3. Belajarlah untuk menerima orang lain sebagaimana adanya, jangan berusaha atau menuntut orang lain berubah sesuai dengan harapan dan keinginan Anda. Namun tidak ada salahnya Anda memotivasi mereka untuk lebih berkembang.
  4. Belajarlah untuk melihat kebaikan dan keistimewaan orang lain. Dengan begitu Anda tidak akan terlalu terganggu oleh kelemahannya.
  5. Belajarlah untuk membuat orang lain merasa bangga dengan dirinya. Hanya orang yang berjiwa besar yang dapat membantu orang lain menjadi lebih percaya diri.
  6. Belajarlah untuk bisa ikut bergembira atas keberhasilan oang lain. Rasa iri dan tidak suka atas sukses yang diraih orang lain mengungkapkan harga diri yang rendah.
  7. Biasakanlah untuk menghargai pendapat dan keyakinan orang lain meskipun berbeda pendapat dan keyakinan dengan anda. Picik sekali orang yang menganggap dirinya sudah memborong semua kebenaran.
  8. Terimalah setiap kritik dengan lapang dada. Bukan kelemahan dan penjelasan panjang lebar. Bukan kemarahan dan penjelasan panjang lebar. Bagaimanapun bentuknya kritik merupakan pemberian yang sangat berharga bagi perkembangan diri Anda.
  9. Selesaikanlah setiap konflik dengan win-win solution, solusi menang-menang. Masalah terselesaikan tanpa ada pihak yang merasa dikalahkan oleh orang lain. Hanya orang yang berjiwa kecil yang selalu ingin menang sendiri.
  10. Berpikirlah besar, bercita-citalah besar dan haraplah yang terbaik. Bahkan ketika Anda menghadapi kenyataan yang sebaliknya. Betahanlah!!! Biarkan kebesaran jiwa anda teruji dalam berbagai kesukaran.


„ Kebesaran jiwa bukanlah warisan dan Kekerdilan jiwa bukan malapetaka. Anda bisa belajar mengembangkan kebesaran jiwa Anda dengan Kemauan dan Ketekunan“